TARIAN
Tarian adat yang ada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur sangat beragam, hal ini disebabkan karena jumlah suku yang mendiami wilayah ini sangat beragam serta ditambah dengan wilayah yang terdiri dari kepulauan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqpxJ7uegl9EDt3DJmPR0Y7f7S2O0vKy4xrfHgy3b7lzdZEafDvOE6vAGPIpQMpNNSn21M0A_p27-m8tkloD5fgUV3OPw1l6VmEoluK009BDHsSNnkFDUUpPm-xtJ1EeRoZfmR5nyvJWzu/s320/4_tari6.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzl4abblJcZH6UNUO2kFq4PWiOcGtR5NFPdjJnsfrHrkkPGUyB5M9v1zZugoAO0sBNrvzEEQfdVEOb7_EsCbVasYjEOGB7oxurPBz2qTtNNJjms9tcFRwHgoUtSpKxMvBImZB1LrHiaD2S/s320/4_tari5.jpg)
TARI HOPONG | Asal tarian : Helong Hopong adalah sebuah upacara tradisional masyarakat Helong yang mengijinkan para petani untuk menuai atau panen di ladang pertanian. Upacara Hopong adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh para petani dalam bentuk doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan dan nenek moyang. Upacara Hopong dilakukan pada masa panen disuatu rumah yang ditentukan bersama dan dihadiri oleh tua-tua adat serta lapisan masyarakat. Tarian ini juga menggambarkan kehidupan bersama nilai religius, gotong royong. Musik pengiring gendang, tambur, gong | |
TARI MANEKAT (TEMPAT SIRI) | Asal tarian : Kabupaten TTS Menurut masyarakat Dawan dalam kehidupan adat istiadatnya sapaan selalu ditandai dengan siri pinang. Siri pinang merupakan lambang penghormatan untuk memberikan harkat dan martabat seseorang. | |
TARI PEMINANGAN | Asal tarian : Kabupaten TTU Tarian ini menggambarkan bentuk peminangan ala orang dawan di Kabupaten Timor Tengah Utara. Peminangan dapat juga diartikan sebagai suatu ungkapan perasaan cinta yang tulus.ungkapan kepolosan hati antara sepasang kekasih yang hendak mengikat kasih.Suatu ungkapan bahwa kehadiran dari seseorang diterima dengan sepenuh hati, dengan tangan terbuka. Tarian ini juga melambangkan penyambutan, penghormatan atas kehadiran seorang tamu istimewa yang mendatangi tempat mereka. | |
TARI LIKURAI | Asal tarian : Kabupaten Belu Dalam masyarakat Belu tari Likurai merupakan tari yang dibawakan oleh gadis-gadis / ibu-ibu untuk menyambut tamu-tamu terhormat atau pahlawan yang pulang dari medan perang. | |
TARI DODAKADO | Asal tarian : Kabupaten Alor Tarian yang berasal dari permainan rakyat ini Alor ini menggambarkan keceriaan muda-mudi pada saat acara-acara pesta adat. Yang menarik dari tarian ini adalah ketangkasan muda-mudi dalam berlompat-lompat diatas permainan bambu. | |
TARI TEOTONA | Asal tarian : Kabupaten Rote Ndao Tarian ini berasal dari kerajaan Oenale di Rote. Tarian ini termasuk tarian sacral dalam menyambut kaum pria yang kembali dari medan perang. Pria dan wanita bersama-sama menunjukan kegembiraannya dengan menari secara ekspresif. | |
TARI LEDO HAWU | Asal tarian : Kabupaten Kupang/ Sabu Tarian ini biasa dibawakan pada saat upacara kematian kepala adat, dengan maksud mengusir setan ditengah jalan, agar perjalanan arwah kehadapan pencipta tidak dihalangi. Istilah lain dari tari ini dapat dikatakn sebagai penyapu ranjau. | |
TARI LEKE | Asal tarian : Kabupaten Sikka Tari ini mengambarkan pesta para masyarakat etnis Sikka Krowe sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan. Biasanya ditarikan pada waktu malam hari yang diiringi musik gong waning dengan lantunan syair-syair adat. | |
TARI POTO WOLO | Asal tarian : Kabupaten Ende Fungsi tari ini biasa digunakan untuk menjemput para tamu agung, atau seorang kepala suku yang diangkat secara adat. Poto artinya mengangkat atau menjunjung kebesarannya; Wolo artinya gunung atau bukit. | |
WASA WOJORANA | Asal tarian : Kabupaten Manggarai Tarian ini biasanya dilaksanakan pada upacara adat menjelang padi lading menguning. Wasa Wojarana menggambarkan luapan rasa gembira , dengan meilhat bulir-bulir padi lading yang menjanjikan dan sebagi ungkapan terimakasih kepada pencipta dan sekaligus memohon agar panen tidak gagal akibat bencana alam dan ancaman hama. Tarian ini ditampilkan ditampilkan dengan irama pelan dan cepat . | |
TARI TOGADU | Asal tarian : Kabupaten Ngada Todagu menggambarkan keperkasaan pemuda Nage Keo dalam berperang dan membangkitkan senmangat patriotisme. Tarian ini diiringi oleh bambu dan tambur. | |
ARI KANDINGANGU | Asal tarian : Kabupaten Sumba Timur Pada zaman dahulu Kandingangu ditarikan pada upacara adata tradisional untuk memohon kehadiran pencipta alam semesta (dewa-dewi). Namun masa kini tari ini biasa dipentaskan saat menyambut tamu agung atau dalam acara ramah tamah. | |
TARI YAPPA IYA | Asal tarian : Kabupaten Sumba Barat Tari ini menggambarkan kegiatan masyarakat Mbarambanja dalam kegiaatanya menangkap ikan. | |
TARI HEDUNG BUHU LELU | Asal tarian : Kabupaten Lembata Suatu kegiatan kekerabatan penghalusan kapas yang telah dipisahkan dari bijinya. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh perempuan, baik itu ibu-ibu maupun gadis-gadis dan aktivitas ini merupakan suatu kerajinan rumah tangga. |
ALAT MUSIK
ALAT MUSIK TIUP
FOY DOA
Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih.
Sistem penalaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa.
Bentuk syair, umumnya syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami bhodha ngo kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go-tuka ate wi me menge, yang artinya kami harus rajin bekerja agar jangan kelaparan.
Cara Memainkan, Hembuskan angin dari mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara.
FOY PAY
Alat
musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk
mengiringi lagu-lagu tandak seperti halnya musik Foy Doa.
Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.
Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.
SULING
|
Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen
suling bambu, seperti di Sumba terdapat suling hidung.
Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung.Orkes
suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil),
dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling
alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2
bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran
keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.
Cara memainkan : suling sopran atau pembawa melodi seperti memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementar bambu peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun dan naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass, bambu peniup yang digerakkan turun dan naik. Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional. |
HEO
Alat
gesek (heo) terbuat dari kayu dan penggeseknya terbuat dari
ekor kuda yang dirangkai menjadi satu ikatan yang diikat pada
kayu penggesek yang berbentuk seperti busur (dalam istilah
masyarakat Dawan ini terbuat dari usus kuskus yang telah
dikeringkan). Alat ini mempunyai 4 dawai, dan masing-masing
bernama :
- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone, artinya tali laki-laki
- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana
- dawai 3 Tain Feto, artinya tali perempuan
- dawai 4 Tain Enf, artinya tali induk
Tali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga bernada la dan tali 4 bernada do.
- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone, artinya tali laki-laki
- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana
- dawai 3 Tain Feto, artinya tali perempuan
- dawai 4 Tain Enf, artinya tali induk
Tali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga bernada la dan tali 4 bernada do.
KETADU MARA
Alat
musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur
diri dan juga sebagai sarana menggoda hati wanita. Alat musik
ini dipercayai pula dapat mengajak cecak bernyanyi dan juga
suaranya disenangi makluk halus.
SOWITO
Alat
musik pukul dari bambu dari Kabupaten Ngada. Seruas bambu
yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal
dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini
berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan dipukul dengan
sebatang kayu sebesar jari tangan yang panjangnya kurang dari
30 cm. Sertiap ruas bambu menghasilkn satu nada. Untuk
keperluan penggiringan, alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai
kebutuhan.
ALAT MUSIK BUNYI-BUNYIAN
THOBO
Alat
musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas
Bambu betung yang buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan
bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya ditumbuk ke lantai
atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi
sebagai bass dalam mengiringi musik Foy doaSumber : http://kelvinsudalivenny.blogspot.com/2010/04/kebudayaan-nusa-tenggara-timur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar